Potensi Budaya

1. CAMPUR SARI
Campur sari dengan nama Gs. Sido Asih, sekretariatnya ada di Purwosari. Menyanyikan lagu-lagu tembang jawa (campur sari), setiap pentas diikuti oleh 17 anggota. Pelatihnya bernama Bpk. Moehadi. Latihan rutin dijadwalkan malam rabu namun tidak aktif dan biasanya latihan diadakan kalau menjelang pentas. Hal ini disebabkan kesibukan masing-masing anggota dengan berbagai profesi.

2. KUBRO SISWO
Kubro artinya kabar, siswo artinya kejadian pada saat itu. Sejarahnya, di waktu Indonesia belum ada kapal laut, orang naik haji itu naik onta. Pasukan kubro siswo mengamankan yang mau berangkat haji dari orang badui. Di desa Ngablak, dilatih oleh bapak Zainal Muslim (Nidun), Anggotanya anak SD N Ngablak kelas 4-5. Di SD Ngablak dinamakan Siswa Muda. Penyanyinya bapak Nidun, dan penabuh gamelannya dibantu oleh orang dewasa. intinya mengenai dakwah islamiyah. Lagu pertama adalah lagu “Selamat Datang”

Selamat datang seruan kami
Selamat datang ditempat ini
Riang hati kami semua
Kedatangan ibu dan bapak
Sama-sama
Bergembira
Pada malam yang mulya ini

Pada saat lagu selamat datang dinyanyikan, pemain masuk belum mebawa pedang.
Pada babak selanjutnya membawa pedang dan tameng seperti tarian perang-perangan dan variasi permainan. Lagunya bisa tentang “Ayo Simbah-simbah”

Ayo simbah simbah
Nuli do ngibadah
Umurmu ra tambah
Ojo kakehan polah

Selain itu juga lagu “Sedulur Kabeh”, lagu “Atur Sugeng”, dan lagu-lagu tentang perjuangan juga (misalnya tentang kemerdekaan 1945). Alat yang digunakan dalam kubro siswo adalah tameng dari kayu, pecut dan pedang dari kayu dan seperangkat alat gamelan. Baju berupa baju rompi.
1 kali pentas dimulai dari jam 9-12 malam, pernah lomba di kabupaten magelang, pentas untuk acara pembukaan terminal giwangan 3 hari 3 malam, dan di acara khitanan, pengajian, dll. Latihan di halaman bapak Moehadi. Lagu-lagu ini turun temurun, namun ada juga buatan bapak Nidun (Misalnya lagu bebasnya irian)
Dulu pemuda di daerah Ngablak, Srikaton, dan Jenglik juga latihan, namun sekarang sudah vakum. Untuk dewasa pentasnya sejak pukul 9-5 pagi dan ada babak saat pemain kerasukan setan.

3. REBANA
Salah satu Potensi Kebudayaan Desa Ngablak adalah kesenian rebana yang berasal dari Dusun Logandeng Desa Ngablak. Rebana “Lang-Lang Buana“ merupakan salah satu contoh kebudayaan lokal yang dimiliki oleh Desa Ngablak. Kelompok rebana yang berdiri sejak tahun 2001 ini mempunyai beberapa macam aliran seperti kesenian rebana modern, klasik, dan anak-anak. Keragamaan macam rebana yang dimiliki oleh kelompok kesenian rebana inilah yang menjadikan kesenian tersebut terkenal hingga di beberapa kota. Selain itu, ada juga latihan rebana di masjid Purwosari dengan anggota pemuda sekitar masjid dengan mendatangkan pelatih dari luar. Lagu-lagunya Sholawatan. pentas di acara kelahiran bayi atau undangan-undangan lainnya. Latihan setiap selapanan 2 kali yaitu jumat pon dan ahad kliwon. Potensi kebudayaan rebana ini dapat dikembangkan menjadi salah satu unggulan kesenian yang dimiliki desa Ngablak, khususnya pada even keagamaan.